REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Dwi Murdaningsih / Wartawan Republika
Banyak
orang penasaran dengan kejeniusan Albert Einstein. Sejak meninggal pada
18 April 1955, ahli patologi Thomas Stoltz Harvey ingin melestarikan
'otak' Einstein. Ia mengambil otak Einstein tujuh jam setelah
kematiannya. Hal ini sempat menyebabkan kontroversi lantaran penemu
reori telativitas ini meminta seluruh tubuhnya dikremasi
pascakematiannya.
Pada tahun 1985, sebuah studi yang dilakukan
oleh Marian Diamond dan kawan-kawan menyatakan bahwa otak Einstein
memiliki jumlah sel glial yang jauh lebih tinggi dibandingkan sel glial
yang dimiliki oleh orang-orang dengan kecerdasan rata-rata.
Sel
glial merupakan sel yang memberikan perlindungan bagi neuron di otak.
Diamond mengambil kesimpulan bahwa struktur yang spesial inilah yang
menyebabkan kemampuan otak Einstein yang lebih tinggi dibandingkan
rata-rata.
Namun, penemuan baru yang dilakukan oleh Dr Terence
Hines dari Pace University di New York mengatakan tak ada yang spesial
dari otak Einstein. Dia membantah penelitian yang dilakukan oleh Diamond
pada tahun 1985 lalu. Ia mengatakan, kala itu dari 28 pengujian dan
perbandingan dengan otak kontrol lainnya, hanya satu yang menunjukkan
hasil yang akurat.
Menurut dia, hal ini tidak cukup kuat mendukung
bukti bahwa Einstein memiliki otak yang spesial. Selain itu, kata
Hines, analisis mikroskopis otak Einstein dengan otak kontrol tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Penelitian Hines
dipublikasikan dalam Discover Magazine’s Neuroskeptic.
Tentang Blog
Download Gratis Dan Juga Share Tips Dan Info
Follow: | Google+ | Facebook |
Enter your email address to get update from CSS Tuts.
Related Posts
Keluarga Blogger Indonesia
Admin Google+
Contact Admin Via Facebook
Follow @abie46_